Rabu, 21 Maret 2018

Saya dan Olahan Bunga Telang Biru Kering

Di zaman now sekarang ini, tentunya kita tidak asing dengan istilah vlogger, selebtweet, selebgram, dan istilah kekinian lainnya untuk orang yang memberikan pengaruh di kalangan masyarakat. Ya, entah sejak kapan saya mengikuti selebgram bernama Tiya Rahmatiya, selebgram yang terkenal karena rajin membagikan resep dan tutorial memasak. Suatu ketika, beliau di-endorse oleh toko yang menjual bunga, benih, dan bibit bunga telang biru.

Saya yang kepo dengan bunga telang akhirnya berselancar di mbah google untuk mencari tahunya. Dan hasilnya? Banyaaaakk :)) Tapi saya masih belum ada gambaran tentang tanaman ini karena saya baru pertama kali mengetahuinya. Banyak yang bilang kalau bunga telang ini seperti tanaman liar tapi saya sebagai anak generasi 90an tidak pernah melihatnya di lingkungan tempat tinggal saya :( Bahkan keluarga dan tetangga saya, serta banyak teman saya (yang masa kecilnya tinggal berbeda kota dengan saya) juga tidak mengetahuinya -.-

Usut punya usut ternyata bunga telang ini sedang naik daun bersama beberapa tanaman lainnya karena kandungan yang dimilikinya dan biasanya dikonsumsi layaknya teh. Yang saya ingat khasiat dari bunga telang antara lain sebagai antioksidan, obat sakit batuk, obat bronkitis, obat iritasi mata, melancarkan haid atau menambah kesuburan wanita yang sudah menikah (promil), mengurangi uban, dan sebagai pewarna panganan alami (seperti pandan dan kunyit). Sebenarnya masih banyak khasiat lainnya namun itu yang saya ingat karena sepertinya "gue banget nih" :)) Bunga telang ini katanya ada warna pink dan putih juga namun jarang sehingga yang terkenal hanya si biru saja.

Saya yang semakin kepo dengan tanaman ini akhirnya memutuskan untuk membeli bunga telang biru yang telah dikeringkan. Saya berkreasi mengolah si biru ini menjadi berbagai macam panganan. Pertama kali saya tentunya mencoba membuat teh biru yang sangat sederhana, tinggal diseduh saja dengan air panas :)) Teh biru ini kalau dicampurkan dengan jeruk (jeruk apa saja) akan berubah warna menjadi ungu loh. Begini penampakannya.


Rasanya? Aneh :)) Ya, saya yang sebelumnya pernah mengkonsumsi air rebusan dedaunan merasakan aneh saat meminum teh biru dan teh ungu ini. Tidak hanya aneh di lidah tapi saya juga merasa pusing setelah meminumnya tapi saya tetap menghabiskannya. Beberapa hari kemudian saya mencoba si biru sebagai pewarna makanan dan saya membuat nasi kerabu ala-ala, seperti ini....


Rasanya? Aneh juga! Hahahahahahaha. Saya mengikuti resep yang membuat nasi kerabu tanpa bumbu dan tanpa santan, hanya memakai daun salam, daun jeruk, dan serai sebagai pengharum. Saya tidak pernah makan nasi kerabu asal Malaysia jadi saya hanya ikut-ikut resep yang berseliweran saja :)) Saya mengikuti resep ini karena sederhana. Lagi-lagi saya terpaksa menghabiskannya walaupun rasanya aneh :( Kali ini saya tidak merasakan pusing seperti sebelumnya :)

Lalu saya juga mencoba membuat Nam Dok Anchan khas Thailand. Lagi-lagi aneh di lidah saya dan saya kebanyakan gula saat membuatnya :( Saya tidak mendokumentasikannya karena tidak eye catching. Penampakannya seperti teh biru dan teh ungu juga, menurut saya hijau dari pandannya tidak terlalu nampak (dilihat dengan mata telanjang maupun di kamera).

Masih belum puas, saya bereksperimen lagi dan mencoba membuat puding susu biru. Dan lagi-lagi rasa aneh menyerang saya! :( Rasanya benar-benar aneh dari berbagai macam puding yang pernah saya makan, bentuknya juga jelek sehingga tidak didokumentasikan. Walaupun rasanya aneh, untungnya Nam Dok Anchan dan puding susu biru ini tidak membuat saya pusing setelah mengkonsumsinya.

Empat kali merasakan rasa yang di luar ekspektasi, apakah membuat saya berhenti? Tentunya tidak! Hahahaha. Karena saya membeli agak banyak tentunya mubazir kalau dibuang kan? :)) Lalu percobaan berikutnya adalah membuat mie. Dan ternyata hasilnya tidak biru seperti yang diharapkan. Awalnya adonan mie yang dibuat biru namun setelah dicampur batu kik atau soda abu, warna birunya berubah menjadi hijau :)) Warna hijaunya berbeda dengan warna mie yang memakai bayam atau sawi sebagai pewarnanya. Dan lagi-lagi tidak saya dokumentasikan karena sudah terlanjur kecewa :))

Lima kali bereksperimen dengan lima macam panganan yang berbeda namun rasanya sama membuat saya benar-benar bingung. Banyak orang yang menikmati si biru ini tapi kenapa saya tidak? :( Masih penasaran dan akhirnya pada percobaan berikutnya saya hanya membuat susu biru. Kali ini saya dokumentasikan karena warnanya lumayan bagus. Rasanya? Bisa dijawab sendiri yaa! :))


Kesimpulannya adalah, lidah saya tidak cocok dengan rasa bunga telang biru ini dan sesekali saya pusing setelah mengkonsumsinya. Kalau hanya sekali dua kali rasanya aneh, mungkin saya belum terbiasa tapi saya sudah berkreasi ini itu dan berakhir sama, mungkin lidah saya tidak cocok dengan si biru :( Padahal khasiat si biru ini "gue banget" loh :(

Apa kalian ada yang senasib dengan saya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar